A.
Definisi
Banjir Bandang adalah banjir di
daerah di permukaan rendah yang terjadi akibat hujan yang turun terus-menerus
dan muncul secara tiba-tiba. Banjir bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah
tersebut berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diserap lagi. Air
yang tergenang lalu berkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan
mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, segala macam benda
yang dilewatinya dikelilingi air dengan tiba-tiba. Banjir bandang dapat
mengakibatkan kerugian yang besar. Kelestarian alam harus dijaga untuk mencegah
banjir bandang.
Di sisi lain banjir bandang merupakan suatu proses aliran
air yang deras dan pekat karena disertai dengan muatan masif bongkah-bongkah
batuan dan tanah (sering pula disertai dengan batang-batang kayu)
yang berasal
dari arah hulu sungai. Selain berbeda dari segi muatan yang terangkut di dalam
aliran air tersebut, banjir bandang ini juga berbeda dibandingkan banjir biasa.
Sebab, dalam proses banjir ini, terjadi kenaikan debit air secara tiba-tiba dan
cepat meskipun tidak diawali dengan turunnya hujan.
Gbr. 1.1 Pemukiman di lereng bukit harus selalu memperhatikan kondisi
bukit diatasnya.
B.
Proses Terjadinya Banjir Bandang
Banjir bandang pada umumnya dapat terjadi dengan diawali
oleh proses pembendungan alamiah di daerah hulu sungai yang berada pada
lereng-lereng perbukitan tinggi. Pembendungan alamiah ini sering terjadi
sebagai akibat terakumulasinya endapan-endapan tanah dan batuan yang longsor
dari bagian atas lereng. Proses pembendungan alamiah ini dapat terjadi secara
lebih cepat apabila disertai dengan penumpukan batang-batang kayu yang terseret
saat longsor terjadi.
Gbr 1.2 Kondisi cuaca ekstrim memungkinkan sebagai pemicu longsoran dan
banjir bandang.
Coba perhatikan muka air tanah (warna biru) yang terpotong
oleh garis-garis terputus. Disitu berarti air tanahnya terkuak dan air tanah
itu keluar seperti mata air yang akhirnya menjadi sumber air ketika longsoran
itu berubah menjadi banjir air lumpur pada akhirnya.
C.
Contoh Morfologi
Tentu saja lebih mudah dimengerti apabila kita melihat
dengan cara tiga dimensi. Seperti morfologi dari sekitar Wasior.
Gbr. 1.3 Peta Wasior, Terlihat bukit di atas Wasior membentuk sebuah
lembah panjang yang memungkinkan terbentuknya bendungan alami.
Kita lihat pada peta diatas bahwa Wasior terletak dibagian
bawah dari sebuah bukit memanjang yg dikenal dengan nama Semenanjung Wandamen
disebelah Selatan Wasior terdapat bentuk kipas aluvial yang rona cerah. Ini
menunjukkan bahwa daerah ini memang sangat rentan dan sangat rawan terjadinya
banjir bandang.
D. Penyebab Terjadinya
Bagaimana dengan pembalakan
hutan yang dicurigai itu ?
Menurut sumber yang kami dapat dari pernyataan salah satu dosen Fakultas Teknik Sipil UGM di internet, tidak tertutup kemungkinan bahwa penumpukan batang-batang kayu di daerah hulu ini akibat pembalakan hutan. Bagaimana kita dapat menduga bahwa kayu-kayu yang tertumpuk adalah akibat pembalakan hutan atau akibat pohon-pohon yang tumbang yang terseret saat longsor di bagian atas lereng lembah terjadi. Apabila kayu yang terseret oleh arus banjir bandang ini merupakan kayu gelodongan dengan ukuran teratur dan tampak terpotong secara seragam (tidak disertai adanya akar-akar pohon), tumpukan kayu yang membendung lembah di hulu sungai adalah hasil tebangan pohon oleh manusia. Namun, apabila kayu-kayu yang terseret banyak disertai dengan akar-akar dan ranting-ranting pohon, sangat mungkin bahwa tumpukan kayu-kayu yang membendung hulu sungai terjadi secara alamiah akibat longsor yang menyeret pohon-pohon di permukaan lereng.
Gbr. 1.4 Wasior dan daerah yang rawan banjir bandang Rona cerah
menunjukkan longsoran (banjir bandang) dimasa lampau.
Jadi,
banjir bandang dapat pula dipicu oleh longsor dan pembendungan di daerah hulu,
yang umumnya dicirikan dengan munculnya kenampakan berupa bekas-bekas longsor
di bagian atas lembah sungai yang terbendung. Kenampakan bekas longsor ini dicirikan
oleh terbentuknya torehan-torehan lengkung pada lereng-lereng di daerah hulu
sungai.
Berikut
adalah beberapa pernyataan dari para ahli mengenai penyebab terjadinya banjir
bandang di Wasior Papua, yang kami dapatkan di dunia maya :
ñ Peneliti kebencanaan dari Universitas Gadjah Mada, Prof Dr HA
Sudibyakto MS: banjir bandang yang melanda Wasior adalah hasil dari anomali
cuaca. Anomali cuaca ini bertemu dengan degradasi lahan akibat pembalakan liar.
ñ Pakar geologi Universitas Gadjah Mada Prof Dr Dwikorita Karnawati:
Kawasan Wasior merupakan daerah yang menjadi langganan banjir bandang.
Menurutnya, ada atau tidak pembalakan hutan, Wasior tetap akan terkena banjir
bandang. Kawasan ini, imbuhnya terbentuk akibat banjir bandang yang terjadi dan
bisa dikatakan selalu terulang selama jutaan tahun. Ia menyebutkan, apa yang
terjadi di Wasior 4 Oktober lalu merupakan proses alamiah. Bencana banjir
bandang di Wasior juga dipicu kondisi bentang alam berupa perbukitan tektonik.
ñ Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan: menyatakan banjir bandang di Wasior
bukan karena kerusakan hutan akibat pembalakan. Ia menyatakan, analisis atas
banjir Wasior menyimpulkan, banjir disebabkan jebolnya sumbatan jalan air atau
palung sungai di dalam sistem DAS Manggrai. ”Luas DAS Manggrai mencapai 2.065
hektar, kondisinya bagus. Dalam DAS itu tak ada HPH. Penyebab air bah bukan
pembalakan atau pertambangan. Diduga, ada sumbatan palung sungai dalam DAS itu.
Sumbatan itu terbentuk dari penumpukan batang kayu dan lumpur yang terus
bertambah besar dan tinggi menyerupai bendungan. Pergerakan patahan bumi di CA
Wondiboi membuat pohon tumbang dan akhirnya menyumbat palung sungai yang
sekarang jebol. Namun, kami masih mencari di mana persisnya lokasi sumbatan
itu.”
DAFTAR PUSTAKA :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar